Blog ini dibuat untuk kamu..., kamu... dan kamu... yang diujung sanaaa manaa suaraanyaaa....

Kamis, 08 Januari 2015

Kita punya cerita, teman…

                   Ya, kita semua punya cerita. Cerita dimana kita pernah bersama, Saling tertawa, bercanda, dan menikmati bersama indahnya kekacauan didalam kelas.
                
   Dari sekian banyak cerita yang pernah gue alami. Hanya cerita semasa smp yang menurut gue susah untuk dibuang. Cerita dimulai sejak gue pertama kali masuk sekolah menengah pertama, dan murid-murid baru yang gue anggep asing buat diri gue sendiri ‘entah dari planet mana’.
                
   Tapi, Disinilah tercipta suasana yang baru. Suasana yang penuh dengan cerita singkat. Waktu itu, tepatnya gue masih kelas satu smp dan wali kelas gue adalah ibu.. ya itulah. Gue adalah orang yang nggak terlalu mencolok seperti murid-murid yang lain, masih belum tau apa”, masih cupu, dan gue belum punya facebook apalagi twitter. Keakraban gue dengan murid” dikelas juga belum terbentuk. Masih diujung perkenalan. Seiring berjalannya waktu, keakraban murid” mulai tercipta antara murid perempuan dengan guru BK ‘ya guru BK’ dan waktu itu musuh bagi para perempuan dikelas gue ada 4 orang. Yaitu berinisial F, D, R , H, dan emang ini semua murid yang menurut gue konyol tapi bukan nakal, walaupun sedikit agak kampret. Entah kenapa langganan masuk ke ruang BK. Parahnya lagi, entah kenapa semua pendapat laki-laki dikelas gue selalu dibantah oleh sekelompak para perempuan yang ada dikelas gue. menurut perempuan yang ada dikelas gue, laki-laki itu selalu salah dimatanya dan bertentangan ‘gue nggak akan ikut campur dibagian ini’. Dan ada beberapa hal yang menurut gue bener-bener #AhSudahlah…  adalah Setiap kali ada benda diatas meja di jam istirahat, secara gaib benda itu akan hilang seketika. Entah itu pulpen, penghapus, penggaris, pensil, bahkan tempe mendoan yang ada di kantinpun bisa habis. Disini gue mulai berpikir. setiap kali jam istirahat, gue sibuk masukin peralatan tulis gue ke laci meja begitu juga tas gue, dan kursi gue rapetin ke meja. waktu gue masuk kelas, murid kampret mana yang ngeganti kursi gue? bener” Anjjrriiittt…. Tanpa gue sangka, kenapa bumi bisa berputar dan gue udah naik ke level  kelas 2.
                
   Gue tinggalin kelas yang lama, dan gue menempati ruang yang baru. Dan disinilah, dikelas dua ini sifat gue mulai muncul apalagi gue udah punya yang namanya facebook apalagi twitter. Ditambah wali kelas gue yaitu, biasa di panggil mom pesta ‘disamarkan’ . kenapa dunia harus memilih dia coba?? Kenapaaaaaa….? Dan dimata wali kelas gue juga laki-laki selalu salah. memang laki-laki penuh salah…  (gara” wali kelas ini, kelas gue ada 3 orang yang kagak naik kelas). mulailah tercipta pertemanan, dan berbagi. Berbagi dalam hal gotong royong saling mencontek. Disini gue mulai berinteraksi dengan temen sekelas gue. O iya, gue suka waktu temen-temen gue ngerayain ulang tahun gue di depan kelas sambil main air. Thanks guys. seiring berjalannya jarum jam. Ada 5 teman gue yang terkikis, 3 kagak naik kelas dan 2 orang lagi pindah sekolah. itulah perpisahan.
                
    Dan gue sekali lagi naik ke level yang senior, tepatnya kelas tiga (3). Sifat dan karakter gue lebih dari sekedar terlihat dan temen” gue yang sifat pendewasaannya cukup. Disini kita mulai belajar menghargai, walaupun sering  rebutan masalah kipas angin. Mulai jarang lapor ke ruang guru BK, bisa diajak rame, dan bisa diajak tertawa. Nggak ketinggalan wali kelas gue, namanya pak warjan ‘bukan nama samaran’ orangnya tinggi, besar, pake kaca mata, rambut pendek, suara besar, kalo jalan bisa cepet, dan pelajarannya kagak pernah jam kosong. Ini keren apa gila ??? gue suka dikelas ini, ngerasa udah nyaman, udah pas, dan udah punya banyak cerita. Gue suka suasana pas ujian, dimana semua orang sibuk tanya, sibuk nyontek, dan nggak sibuk memikirkan diri sendiri. gue suka bisa tertawa dan bercanda waktu ujian. Gue suka kekanak-kanakan kalian, yang bisa ngebuat orang lain tersenyum melihat tingkah kita. gue juga suka diri gue sendiri yang waktu itu bisa ngebuat orang di sekeliling gue tersenyum. Akhirnya 3 tahun sudah terlewat, dan inilah cita” selama 3 tahun ini, yaitu lulus 100%.
               
  Begitulah perpisahan, harus berani menerima kenyataan. Hanya ini yang bisa gue tulis kawan, ” Thanks kawan selama 3 tahun ini, semoga kita saling di pertemukan kembali bila waktu bisa mempertemukan kita. =))


 TIDAK ADA KEHIDUPAN LEBIH BAIK YANG BISA DI DAPATKAN TANPA MELAKUKAN PERPISAHAN.